Alasan memilih Desain Komunikasi Visual
Muhammad Djakpar Sodik
202246500130
R4B
Semua bermula dari saya yang menempuh masa SMK di jurusan Multimedia dikarenakan saran keluarga. Kata mereka, 'itu bakal berguna dimasa kedepannya, dizaman canggih'. Bisa menolak apa jika sudah begitu?
Awal tahun berada di jurusan Multimedia terasa berat, aneh, dan asing. Namun siapa sangka, berkenalan beberapa teman disana yang ternyata mempunyai senasib dengan saya membuat permulaan kala itu terasa sedikit terkurangi beratnya.
Tahun kedua, semua berjalan membaik. Skill-pun mulai meningkat dan saya mulai merasa enjoy disini. Kala itu, saya PKL di sebuah kantor berita sebagai Editor Video. Namun yang seharusnya berlangsung selama 3 bulan, di karenakan COVID-19 melanda maka hanya 2 bulan saja.
Hingga di akhir tahun SMK, di saat tes uji kompetensi akhir kala itu, rasa deg-degkan, takut, cemas, juga ragu bercampur aduk menjadi satu. Tetapi disaat assessment berlangsung, penguji (...)
"SMK lulus, lalu apa?"
Saya pada awal tidak ada niatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Saya rasa untuk bekerja sudah oke? Namun, apa daya jika orang tua sudah bersabda untuk ditunjuk melanjutkan kuliah? Tetapi saya memutuskan untuk rehat, gap-year selama setahun. Tahun berikutnya, disitu saya dilema akan pilihan jurusan kedepan. Sastra Indonesia sempat menjadi pilihan yang terlintas dibenak saya.
"Kenapa?"
Dikala masa COVID-19 kemarin, saya suka membicarakan berbagai hal mengenai sastra dan macamnya bersama teman tongkrongan. Jadi, ya, sastra terbesit di otak saya. Menarik. Namun, lagi dan lagi, orang tua bersabda lain.
"Mau jadi apa emang nanti?"
Jadi, pilihan terakhir yaitu Desain Komunikasi Visual. Selain saran orang tua, saya juga percaya jika saya melanjutkan mengasah skill didunia desain maka pembelajaran dan pengalaman saya selama SMK tidak akan menjadi sia-sia.
Komentar
Posting Komentar