Penjelasan tentang Tipografi dan penggunaannya dalam Dunia Desain
Nama: Muhammad Djakpar Sodik
NPM:202246500130
Kelas:R4B
Dalam bukunya yang berjudul “An Approach to Print: A Basic Guide to the Printing Processes” (1971) Roy Brewer menjelaskan bahwa typography dapat memilikip pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau cetakan atau dalam arti yang lebih sempit hanya mencakup pemilihan, pengaturan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengaturan baris-baris huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan elemen lainnya pada halaman yang dicetak “. Dalam buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing mengemukakan bahwa pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi (typografi). (Sihombing, 2001:3). Danton Sihombing mengemukakan bahwa Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif (Sihombing, 2001: 58).
Tipografi adalah salah satu bahasa dalam desain grafis yang tidak berdiri sendiri secara ekslusif, ia sangat erat terkait dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi dan lainnya (Rustan, 2011:2).
Tipografi adalah komponen desain yang sangat penting untuk membantu desain berkomunikasi dengan masyarakatnya. Tulisan ini membahas bagaimana dan apa peran tipografi dalam desain karena tipografi merupakan komponen penting dalam dunia desain yang mempengaruhi cara pesan disampaikan kepada pembaca. Artikel ini membahas pengaruh tipografi dalam desain grafis, yang mencakup hal-hal seperti estetika, komunikasi visual, dan pembentukan identitas merek. Penulis membahas komponen tipografi dasar, seperti jenis huruf, ukuran, ruang kosong, dan tata letak. Mereka juga menjelaskan bagaimana penggunaan yang tepat dapat meningkatkan pesan visual yang ingin disampaikan.
PEMBAHASAN
Penggunaan Tipografi
1. Tipografi Susunan Rima
Tipografi Susunan Rima Sajak ini mengandalkan rima, ada yang mengandalkan repetisi (pengubahan awal), rima tegak atau penuh. Kata yang sama atau rima yang sama disusun secara sejajar. Akibatnya memperlihatkan tipografi dengan susunan kata yang teratur.
SOLITUDE
yang paling mauwar
yang paling duri
yang paling senyap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau!
(Buchari, 1981:37)
Sajak Solitude di atas menggambarkanr repetisi katayng paling sebanyak delapan kali. Tipografi tidak ada kaitan dengan makna yang disampaikan. Ejaannya juga benar dan logis.
2. Tipografi Bentuk Benda
Sajak bertipografi bentuk benda selalu mengaitkan benda yang divisualkan dengan makna yang disampaikan, meskipun benda tersebut tidak menyampaikan makna secara menyelutuh.
SECANGKIR SAKE, SEJENTIK TARI
Secangkir sake, sejentik tari, kiyoko san
Angin sungai, dan suara gendang,
menerobos bedakmu
Aku menghirup rupa, menghirup
wang, menghirup tradisi
Menangkap makna di balik kelebat
payung jngga mu
Mencari suara-suara abadi di balik
kimono mu
Kau kah itu kiyoko san
di balik gemuruh
play station
dan
keletah Sincan
ketika aku mabuk dan kikik mu
tertahan
(Liamsi, 1,999:77)
Sajak Rida K Liamsi di atas menampilkan visual gelas. Secara tidaka langsung ada hubunganya dengan makna yang disampaikan judul, bahkan jika siteliti ada pemaksaan eiaan benar untuk kepentingan tipografi pada baki gelas, mulai beris keenam hingga baris keduabelas.
Lihat lagr safak di bawah ini. Tidak ada hubungan judul dengan tipografiu rumah jika sekilas dilihat. Namun, jika dianalisis secara mendalam, bangunan rumah menggambarkan bolong. Apaa yang dipidatokan tidak sama dengan kenyataan, sebaiknya jangan berpidato.
3. Tipografi Berdasarkan Ejaan yang Benar
Ada iuga sajak yang sangat memperhitungkan ejaan benar. pemotongan larik tepat pada ejaan benarnya. Tanda pemotongan itu ditandai dengan kelompok larik. Seperti sajak terikat, pantun, talibun, syair, gurindam, dan lainJain yang iramanya jatuh pada kaisura. Rima ini dapat digambarkan wjaan benar yang tepat.
TAPI
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang Cuma
aku baurakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah!
(Bachri, 1981:91)
Sajak di atas terpenggal pada larik padamu dan tapi kau. Sektlas dapat dimasukkan pada bentuk tipografi susunan rima. Namun lebih tepat ada penekanan makna dan ejaan benar yang tepat.
Pengertian Tipografi
Tipografi adalah pengetahuan dan seni tentang pendesignaan (pendesainan) atau pemformatan dokumen cetakan. Pengetahuan ini membahas bagaimana elemen tipografis dipilih dan digunakan dalam merancang hasil cetakan suatu dokumen. Plumley (1992) menjelaskan pengertian tipografi sebagai berikut:
“Typography, one of the most important elements of design, refers to the style,
Arrangement, or appearance of typeset elements and the general appearance of printed page.” Typografi membahas format/gaya, susunan, penampilan elemen-elemen tata wajah dan berkaitan dengan penampilan umum suatu wajah cetakan. Tipografi membantu meningkatkan keterbacaan suatu dokumen karena keterbacaan merupakan alasan utama untuk merancang tampilan dokumen sebaik-baiknya. Rancangan yang tidak cermat yang dimaksudkan untuk mengiluminasi bacaan salah-salah malah dapat mendistraksi suatu pesan yang akan disampaikan. Arti penting tipografi dalam merancang penampilan dokumen cetakan ditunjukkan oleh Hadfield (1994) sebagai berikut (penebalan oleh penulis):
“These days, to be accepted socially, you need to be ‘politically correct.’ The business world is no different: to be accepted professionally, you need to be typographically correct.” Dunia akademik/profesional tentunya dapat mengambil hikmah dari pernyataan tersebut. Untuk dapat diterima atau dihormati secara akademik, akademisi harus benar secara tipografis. Tipografi sebenarnya juga meliputi aspek kebahasaan khususnya yang berkaitan dengan tanda baca (punctuation) dan pengejaan (spelling). Lebih jauh, aspek tipografis tidak hanya penting untuk memenuhi kualitas keterbacaan oleh manusia tetapi juga oleh mesin baca. Dalam salah satu halaman buku petunjuk telepon di Amerika, acapkali dimuat informasi tentang cara-cara pengalamatan. Untuk mendorong ketaatan terhadap cara penulisan alamat tersebut, Kantor Pos di Amerika (US Postal Service) menawarkan potongan bea kirim kepada perusahaan yang mencantumkan tambahan angka empat digit setelah koda pos lima digit (ZIP code) pada alamat surat yang dikirimkannya.
Prinsip Tipografi
1. Prinsip Topografi menurut Steven Heller
a. Inform adalah bagaiamana kita menginformasikan suatu hal kepada pembaca atau audien dengan mengangkat suatu topik masalah, esensi dari suatu hal, atau memberikan pemikiran terhadap sesuatu yang menyebabkan kekhawatiran.
b. Advocate merupakan prinsip yang paling umum dilakukan oleh desainer, dalam hal ini desainer biasanya dipekerjakan dalam pembuatan pesan dimana pesan tersebut harus dapat menggugah keinginan audien untuk bisa mendukung, ikut terlibat, dalam suatu acara atau kegiatan.
c. Play pada prinsip ini biasanya digunakan oleh desainer untuk menghibur, mengekspresikan, serta memberi informasi kepada audien.
d. Caution prinsip ini merupakan prinsip yang paling klasik dalam penyampaian pesan dalam desain grafis. Contoh pesan yang menggunakan prinsip ini yaitu, Jangan masuk, Dilarang Melintas, Awas Anjing Galak, dll. Prinsip ini digunakan dengan tujuan sebagai peringatan bagi audien.
e. Entertain merupakan salah satu prinsip yang paling disukai oleh semua orang. Tidak ada orang yang merasa terancam oleh hiburan, walaupun memiliki berbagai macam jenis hasil tetapi prinsip ini memiliki satu tujuan mendasar yaitu untuk membawa kesenangan bagi penikmatnya.
f. Express merupakan prinsip yang sering digunakan saat ini dan mengalami pertumbuhan yang pesat, karena lebih banyak desainer menggunakan kata-kata dan slogan yang dirancang secara grafis sebagai sarana untuk mengekspresikan kepercayaan, filosofi, dan sebagai cerminan pribadi dengan tujuan mempengaruhi orang lain.
g. Educate bisa disebut sebagai kombinasi dari seluruh prinsip yang telah dijelaskan diatas. Secara khusus memiliki fungsi sebagai pemberi pesan pengetahuan yang rinci kepada audien.
h. Transform menggunakan permainan kata – kata visual dan manipulasi grafis untuk bisa masuk kepada sudut pandang audien.
2. Prinsip Tipografi menurut Jason Tselentis
a. Format sebagai desainer pertama-tama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan proporsi halaman atau layar tempat bekerja. Meskipun setiap format memiliki batas tepi yang mengandung elemen desain, hal tersebut tidak boleh membatasi kreatifitas desainer.
b. Typography Selection salah satu metode terbaik untuk menentukan jenis huruf yang akan digunakan adalah memiliki pemahaman yang jelas tentang penerapannya. Apakah jenisnya digital atau cetak? Apakah ini membutuhkan serangkaian bobot dan postur? Jika memerlukan beragam simbol dan angka, apakah jenis huruf memiliki set lengkap opsi OpenType untuk angka? Sementara setiap jenis huruf memiliki tampilan dan nuansa yang berbeda, penerapannya pada akhirnya menentukan kegunaannya.
c. Reading Direction and Scanning budaya Barat membaca bahasa tertulis dari kiri ke kanan, yang biasanya menempatkan pandangan pertama pembaca di sudut kiri atas format. Dari sana, pembaca memindai dari kiri ke kanan, secara diagonal ke baris berikutnya, dan kembali lagi dari kiri ke kanan. Pola pemindaian berbentuk Z ini sering terjadi ketika membaca jenis teks (212) di majalah atau buku, serta dengan media digital seperti konten yang ditemukan di Internet.
d. Grid grid adalah alat yang memungkinkan seorang desainer untuk membuat komposisi.
e. Hierarchy hierarki dalam tipografi mengacu pada tingkat kepentingan yang ingin diungkapkan atau disampaikan oleh tulisan pada media yang digunakan, kemudian juga apakah berbasis cetak atau di layar. Berbagai faktor dapat mengindikasikan hierarki seperti, ukuran bentuk huruf, bobot bentuk huruf, karakteristik desain bentuk huruf, warna teks, kontras teks dengan latar belakang, posisi dan orientasi teks pada halaman atau layar. Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain dan juga dalam kaitannya dengan gambar, ruang margin, dan ruang antara garis-garis pada halaman. Untuk teks layar berbasis gerak, karakteristik animasi, harus terlihat berapa lama elemen terlihat, bagaimana elemen bergerak ke dalam, di luar, dan di sekitar layar dan juga bagaimana pergerakan tersebut memengaruhi hierarki.
f. Symmetry and Asymmetry desainer grafis dapat mencapai komposisiseimbang melalui komposisisimetris atau asimetris. Tata letak simetris dihasilkan ketika sisi kiri dan kanan komposisi menerima bobot yang sama. Tata letak cermin yang dicitrakan ini seringkali menghasilkan kerja yang kurang dinamis daripada opsi kontras asimetri. Komposisi asimetris terjadi ketika tidak ada yang sama antara kiri dan kanan. Ini cenderung kurang statis daripada kerja simetris dan tidak bergantung pada pusat, di mana semuanya jatuh ke tempat yang nyaman.
g. White Space desainer biasanya menyebut area komposisi yang tidak termasuk teks, gambar, atau elemen grafis dengan sebutan ruang putih atau ruang negatif. Beberapa desainer merasa bahwa dengan menggunakan ruang putih pada desainnya dapat memberikan efek yang bagus pada tata letak, berbeda jika hanya dengan tata letak dimana desainer terlalu banyak memakai elemen grafis. Secara formal, ruang putih memungkinkan pembaca memiliki kesempatan untuk fokus pada elemen atau elemen yang paling menuntut perhatian dari pembaca itu sendiri. Secara konseptual, ruang putih dapat melanjutkan pesan mendasar yang diharapkan oleh perancang untuk disampaikan kepada pemirsa. Desainer harus menggunakan ruang putih secara hemat dan fungsional, karena jika terlalu banyak menggunakan ruang putih dapat membuat komposisi terlihat steril atau kosong.
h. Contrast kontras adalah salah satu cara terbaik untuk membuat diferensiasi antara elemen grafis. Dengan tipografi, kontras dalam ukuran, berat, lebar, warna, posisi, dan jenis huruf hanyalah beberapa cara untuk memisahkan informasi atau menarik perhatian pembaca. Dengan kontras tipografi, pembaca segera melihat apa yang paling penting alih-alih dipaksa untuk membaca dan membuat penilaian sendiri.
i. Typeface Pairing memasangkan beberapa jenis huruf harus lebih tentang kontras daripada kesamaan jenis. Misalnya, menggunakan jenis huruf Helvetica dan Arial bersama-sama dalam komposisi, tidak akan banyak gunanya, rata-rata pembaca tidak akan melihat perbedaan antara bentuk huruf. Jadi, bagaimana tepatnya desainer memutuskan jenis huruf mana yang bekerja dengan baik jika dipasangkan bersama? Sayangnya, tidak ada resep, tidak ada perangkat lunak yang dapat memutuskan, serta klien juga jarang menawarkan saran kreatif. Salah satu cara yang paling membantu adalah mengetahui sebanyak mungkin jenis huruf. Tidak ada masalah dengan pemasangan, tetapi pastikan font yang dipilih menghormati konten, memastikan keterbacaan pembaca.
Tipografi merupakan hal yang sering ditemui oleh manusia. Dalam hal yang berhubungan dengan desain biasanya akan ditemukan unsur tipografi. Hal ini merujuk pada peran tipografi itu sendiri dimana sabagai pengantar komunikasi dari ide kepada audien atau pembaca. Unsur-unsur tipografi dapat kita temukan dalam koran, majalah, poster, brosur, dsb. Tipografi tidak dapat dispisahkan dalam membuat desain yang dapat memudahkan pembaca dalam membaca maksud serta ide yang ingin disampaikan.
Desain huruf mirip dengan jenis desain produk lain karena menggabungkan ekspresi pribadi dan interpretasi sesuai dengan kebutuhan dan tren zaman. Seiring perubahan teknologi, masyarakat juga secara keseluruhan ikut berubah, hal ini dapat dilihat dari selera dan gaya pribadi yang berubah, salah satu contohnya keinginan untuk tampil lebih menonjol di tengah keramaian. Mobil, furnitur, arloji, pakaian, dan bahkan barang-barang rumah tangga, seperti telepon, pemanggang roti, dan cangkir the. Semuanya merupakan barang fungsional penting yang terus berubah dan dirancang ulang, dan kemudian dibeli kembali oleh konsumen. Sama halnya dengan tipografi, pilihan jenis huruf yang tepat sangat penting untuk keberhasilan dan keefektifan pesan anda.
Beberapa tipografi, dipilih karena fungsinya, sementara yang lain dipilih karena dampaknya, kepribadiannya, dan untuk membuat pernyataan, seperti kebanyakan tampilan pada desain. Pada pandangan pertama banyak tipografi akan terlihat mirip dengan mata yang tidak terampil, tetapi seiring dengan waktu, anda akan dapat tidak hanya melihat perbedaannya tetapi juga memahami bagaimana perbedaan itu penting untuk efektivitas dan daya tarik pekerjaan anda.
Kriteria
a. Arm: garis horizontal atau diagonal atas yang terpasang di satu ujung dan bebas di ujung lainnya.
b. Ascender: Bagian dari karakter huruf kecil (b, d, f, h, k, l, t) yang memanjang di atas ketinggian huruf kecil x.
c. Bar: garis horisontal dalam karakter seperti A, H, R, e, atau f.
d. Bowl: Stroke melengkung yang menciptakan ruang tertutup dalam karakter (yang kemudian disebut counter).
e. Cap Height: Tinggi huruf kapital dari garis dasar ke atas topi, biasanya ada pada karakter (E, H, I, dll).
f. Counter: Ruang sebagian atau seluruhnya tertutup dalam karakter.
g. Descender: Bagian dari karakter (g, j, p, q, y, J) yang menurun di bawah garis dasar.
h. Ear: garis kecil yang terdapat diatas atas huruf g.
i. Link: garis yang menghubungkan bagian atas dan bawah pada huruf g.
j. Loop: Bagian bawah dari huruf kecil g.
k. Shoulder: Garis lengkung pada huruf h, m, atau n.
l. Spine: Lekukan melengkung utama pada huruf S.
m. Spur: garis kecil yang mencuat, biasanya ditemukan pada huruf kapital G.
n. Stem: garis vertikal lurus atau garis diagonal lurus.
o. Stress: Arah penebalan pada garis melengkung.
p. Stroke: Garis lurus atau melengkung.
q. Swash: Sebuah hiasan dekoratif menggantikan terminal atau serif.
r. Tail: Garis kecil pada turunan huruf Q atau garis diagonal pendek dari huruf R.
s. Terminal (or Finial): Akhir dari stroke tidak diakhiri dengan serif.
t. X-Height: Tinggi huruf kecil biasanya didasarkan pada huruf kecil x, tidak termasuk ascenders dan descenders.
Kategori
a. Serif
Kategori ini bisa disebut sebagai kategori terbesar pada tipografi dengan penyebut yang sama: semua memiliki serif. Serif dapat dideskripsikan sebagai ekstensi, tonjolan, atau, lebih tepatnya, sapuan akhir yang memanjang dari ujung karakter. Meskipun sifatnya dekoratif dan bergaya, mereka dikatakan meningkatkan keterbacaan dengan mengarahkan mata dari satu karakter ke karakter berikutnya. Mereka juga berfungsi untuk membedakan tipografi yang mirip satu sama lain. Dibawah ini merupakan beberapa jenis tulisan yang masuk kedalam kategori serif
1. Oldstyle
Kategori tipografi yang berasal dari akhir abad kelima belas dan pertengahan delapan belas ini memiliki ciri dengan goresan melengkung dengan sumbu condong ke kiri, sedikit kontras antara goresan tebal dan tipis, serif kepala (biasanya miring), dan serif braket.
Contoh: Adobe Caslon Pro
2. Transitional
Tipografi dalam kategori ini mewakili abad kedelapan belas pada masa transisi antara gaya lama dan desain modern. Mereka memiliki karakteristik sebagai berikut: sumbu stroke melengkung hampir tidak condong atau lebih vertikal daripada diagonal; ada lebih banyak kontras antara sapuan tebal dan tipis daripada di gaya lama; dan serif lebih tipis, pipih, dan dikurung.
Contoh: ITC New Baskerville
3. Modern
Gaya halus dan lebih halus ini dicirikan oleh kontras tinggi atau dramatis antara goresan tebal dan tipis, goresan melengkung pada sumbu vertikal, dan serif horizontal dengan sedikit atau tanpa bracketing.
Contoh: ITC Bodoni Twelve
4. Clarendon
Gaya ini dipopulerkan di tahun 1850-an memiliki tekanan berat vertikal yang kuat; serif berat, dikurung (biasanya persegi); dan sedikit kontras stroke.
Contoh: Clarendon
5. Slab or Square Serif
Sebagai gaya awal abad ke-19, tipografi ini memiliki serif persegi yang sangat berat, sedikit atau tidak ada tanda kurung, dan hampir tidak ada perbedaan stroke, tampak seperti monostroke, yaitu, semua guratan memiliki lebar yang sama. Mereka sering berbentuk geometris atau persegi.
Contoh: TC Lubalin Graph
6. Glyphic
Tipe ini memiliki sumbu vertikal, kontras goresan minimum, dan sering memiliki serif segitiga atau flaring.
Contoh: Cooperplate Gothic
b. Sans Serif
Sans berasal dari Bahasa Perancis, yang berarti “tanpa,” tipografi ini tidak menggunakan serif (sans serif). Gaya ini memiliki popularitas yang tinggi karena kesederhanaan mereka, serta penampilan mereka yang agak industrial. Berikut ini adalah beberapa kategori tipografi sans serif yang paling umum.
1. 19th-Century Grotesque
Gaya ini merupakan sans serif populer yang pertama. Fitur-fiturnya yang membedakan adalah kontras dalam berat stroke, terdapat mangkuk ganda (juga disebut sebagai dua lantai).
Contoh: Franklin Gothic
2. Geometric
Jenis huruf ini memiliki bentuk geometris yang kuat, seperti lingkaran sempurna, dll.
Contoh: ITC Avant Garde Gothic
c. Scripts
Desain ini mewakili kategori besar tipografi yang berasal dari atau meniru tulisan tangan atau kaligrafi. Goresan jauh lebih mengalir daripada tipografi tradisional.
1. Formal
Tulisan yang sangat elegan ini dikarakteristikkan dengan putaran yang mengalir dan timbul dengan sapuan ritmis serta berirama. Desain ini paling sering dihubungkan dengan bentuk tulisan lama dan meniru tulisan tangan penulis kaligrafi abad ke-19.
Contoh: Bickham Script Pro
2. Casual And Brush Script
Jenis tulisan ini dirancang agar terlihat informal, seolah-olah dengan cepat digambar dengan pena, kuas, atau alat tulis serupa. Sapuan mereka dapat dihubungkan atau tidak, dan mereka cenderung terlihat ramah, dan santai.
Contoh: Mistral
3. Calligraphic
Gaya pada kategori ini berusaha meniru tulisan atau tulisan kaligrafi yang karyanya digambar tangan dan dibuat khusus untuk setiap pekerjaan.
Contoh: ITC Ballerino
4. Handwriting
Tipografi tulisan tangan adalah interpretasi tipografi dari tulisan tangan atau pencetakan gaya tulisan tangan yang sebenarnya. Gaya ini merepresentasikan gerkan tangan yang unik, goyang, dan tidak beraturan, seperti pada aslinya seseorang yang
sedang menulis.
Contoh: ITC Deelirious dan ITC Dartangnon
5. Blackletter
Jenis kategori huruf Blackletter ditandai oleh tekstur yang padat, hitam, dan bagian huruf dihias. Huruf kecil terdiri dari bentuk-bentuk sempit dan bersudut dengan goresan dan serif yang tebal dan dramatis.
Contoh: Fette Fraktur dan Engravers Old English
6. Tilting Fonts
Desain jenis ini telah dirancang khusus untuk pengaturan judul atau tampilan. Font titling berbeda dari jenis lain karena skala, proporsi, dan detail desainnya telah diubah agar terlihat terbaik pada ukuran yang lebih besar. Ini biasanya termasuk kontras berat dan proporsi yang sering lebih tebal.
Contoh: ITC Golden Cockerel Titling dan Bembo and Bembo Titling
7. Opticals and Size-Sensitive Fonts
Dalam kategori ini jenis tulisan dibuat berbagai macam ukuran sehingga agar jenis tulisan ini bisa menyesuaikan dengan ukuran cetak.
Contoh: Warnock Pro Opticals: Caption, Regular, Subhead, and Display
KESIMPULAN
Sangat penting bagi para desainer untuk memahami tentang tipografi dan bagaimana menggunakannya dengan benar dalam suatu karya desain karena meskipun desain tipografi dapat meningkatkan keberhasilan komunikasi, itu juga dapat mengurangi kualitas desain.
Seorang desainer yang juga berfungsi sebagai tipografer harus sangat sensitif terhadap bentuk dan penggunaan tipografi. Kemampuan sebuah desain untuk berkomunikasi dapat dikurangi jika elemen tipografi digunakan secara bebas, melanggar prinsip dasar desain tipografi. Sebaliknya, kehadiran desain tipografi yang tidak senada dengan gambar atau gambar dan arah desain yang dituju akan mengganggu keseimbangan desain. Ini berlaku bahkan jika desain tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip tipografi yang ada.
Dalam sebuah desain, kehilangan keseimbangan dan kemampuan untuk menyampaikan informasi adalah dua hal yang sangat berbahaya. Tanpa keseimbangan dan informasi, desain tidak akan mutlak dan mengganggu pengamat. Sebaliknya, desain yang seimbang dan indah juga tidak dapat dikatakan berhasil jika pengamat tidak dapat memperoleh informasi darinya. Seorang desainer harus mahir menggabungkan elemen desain lain seperti gambar, warna, dan garis-garis dengan desain tipografi. Kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan tepat dan kreatif adalah kunci keberhasilan suatu karya desain. Tipografi, sebagai cara visual untuk menyampaikan informasi, sangat penting untuk desain.
Daftar Pustaka
Eko Valentino, Dion. "Pengantar Tipografi" TEMATIK: Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol. 6 No. 2. (2019): 158 - 166
Suwardjono. "Aspek Tipografi dalam Penulisan Karya Karya Ilmiah/Akademik/Profesional" Padepokan Daring: Materi Lokakarya. (2018) 2
Syafrial. "Analisis Struktur Tipografi Sajak Sajak Kontemporer" Jurnal Bahas: Jurnal Bahas Edisi Khusus Bulan Bahasa Nopember 2008: 29 - 30
Komentar
Posting Komentar